Sahabat berbagi informasi


MAKALAH
Fasilitas sarana prasarana/lingkungan
menentukan kebersihan pendidikan




http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/41607_121281766585_1392730_n.jpg


 Disusun Oleh :
                                                           
    Galang Alexander





Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Rancah
Jl. Raya Cisaga Km.02 Telp. (0265) 740165 - Rancah Ciamis
Tahun Pelajaran 2011-2012
PENGESAHAN




Pembuatan buku panduan ini telah terselesaikan dan kami harap agar di periksa, disetujui serta di uji oleh guru pembimbing mapel Sejarah.
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Rancah
Atas bimbingannya kami uacapkan terima kasih.


Pada :

Hari                              : ………………….
Tanggal                        : ………………….
Tahun pelajaran            : ………………….




Guru Pembimbing



( ………………. )


KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Kami telah menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini banyak mengalami kendala, namun berkat kerja sama yang baik antara kami, guru pembimbing dan rekan – rekan, kami dapat mengatasinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
1.      Kepala sekolah
2.      Guru Pembimbing
3.      Dewan Guru
4.      Rekan – Rekan yang telah ikut membantu tersusunnya karya tulis ini  mudah mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.



Penyusun




DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL       ..........................................................................        1     
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................        2
KATA PENGANTAR     ..........................................................................        3
DAFTAR ISI                    ..........................................................................        4
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang ..........................................................................        5
2.      Tujuan              ..........................................................................        7
3.      Manfaat / Kegunaan ..................................................................        7

 BAB II PEMBAHASAN
1.      Asal Penemuan Candi Prambanan ..............................................        8
2.      Lokasi  Atau Tempat Candi Prambanan .....................................        8
3.      Legenda Candi Prambanan ........................................................        9
4.       Sejarah Candi Prambanan .........................................................      10
5.      Situs-Situs        ..........................................................................      13
6.      Deskripsi Bangunan ...................................................................      13
7.      Macam – Macam Candi Disekitar Kompleks Prambanan ...........      15

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan            ..........................................................................      23
  2. Saran                     ..........................................................................      24

DAFTAR PUSTAKA       ..........................................................................      25



BAB I
PENDAHULUAN


I.       LATAR BELAKANG







II.    TUJUAN
Karya tulis ini kami susun dengan tujuan :
1.      Sebagai Salah Satu Tugas pada pelajaran IPS
2.      Menyumbangkan Pengetahuan Kepada Pembaca dan semua orang  Yang Memerlukannya atau membutuhkannya
3.      Mengaplikasikan Karangan Ilmiah Yang Berkaitan Dengan Pelajaran Bahasa Indonesia

III. MANFAAT / KEGUNAAN
Manfaat atau kegunaan dari karya tulis ini kita bisa untuk mengetahui latar belakang candi prambanan.dan sekitarnya. Serta sejarah berdirinya candi prambanan


BAB II
PEMBAHASAN


Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah, Candi Prambanan tersebut ditemukan kembali dalam keadaan runtuh dan hancur serta ditumbuhi semak belukar. Hal ini karena telah ditinggalkan manusia pendukungnya beratus-ratus tahun silam. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi-candi di daerah Prambanan pada awal ditemukannya hanya tinggal reruntuhan saja. Kerusakan-kerusakan pada candi-candi banyak disebabkan antara lain:
1.      Tidak terpelihara lagi candi-candi yang dikarenakan kerajaan yang menguasai berpindah tempat.
2.      Terjadinya bencana alam seperti gempa bumi yang dasyat pada tahun 1867 dan beberapa kali meletusnya gunung Merapi.
3.      Dipergunakannya bagian-bagian candi untuk keperluan rakyat bahkan pemerintah sendiri.
4.      Para Arkeologi yang mengambil arca-arca untuk keperluan museum.
Saat ini tidak mengherankan bila ada bagian-bagian dari candi banyak yang telah berpindah tempat. Seandainya semua itu masih berada ditempatnya, bagaimanapun berhamburan masih dapat disusun kembali seperti pemugaran candi Prambanan.

2.      LOKASI  ATAU TEMPAT CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten.

3.      LEGENDA CANDI PRAMBANAN
Masyarakat sering menyebut candi Prambanan dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru karena seharusnya Rara Jonggrang. Kata rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabu Ratu Baka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan.

Dikisahkan dalam cerita tersebut ada seorang kesatria yang gagah perkasa bernama Bandung Bandawasa. Ia mempunyai kekuatan supranatural dan ingin mempersunting putri Rara Jonggrang untuk dijadikan istri. Rara Jonggrang merupakan putri yang cantik jelita dari seorang raja yang bernama Prabu Baka, yang bertahta dikraton diatas gunung Boko di selatan Prambanan. Akan tetapi Rara Jonggrang tidak menyukainya.

Untuk menolak permintaan Bandung Bandawasa secara halus, Rara Jonggrang mengajukan suatu tuntutan dengan harapan supaya Bandung Bandawasa tidak dapat memenuhi, dengan demikian tidak terjadi perkawinan. Permintaan tersebut ialah: Bandung Bandawasa harus membuat candi dengan seribu arca didalamnya dalam waktu satu malam.

Permintaan tersebut dipenuhi oleh Bandung Bandawasa. Bandung Bandawasa dengan kesaktiannya dan karena ingin sekali memenuhi tuntutan Rara Jonggrang yang dicintainya, memanggil beribu-ribu makhluk halus untuk membantu membuat candi tersebut dalam satu malam. Sesudah matahari terbenam Bandung Bandawasa dengan dibantu beribu-ribu makluk halus mulai bekerja dengan giat. Semalam penuh mereka bekerja terus dan ketika malam hampir berakhir hanya tinggal satu candi yang belum selesai.

Rara Jonggrang yang semalaman tidak tidur dan selalu mengikuti jalannya pembuatan candi menjadi gelisah ketika mengetahui bahwa pembuatan candi hampir selesai dan permintaannya akan dapat terpenuhi. Dengan tidak menunggu lebih lama Rara Jonggrang keluar dari kraton serta memerintahkan pada semua pemudi untuk bangun dan mulai menumbuk padinya. Dalam waktu sekejap diseluruh daerah sekitar kraton terdengar pukulan lesung (tempat menumbuk padi) dengan sangat ramainya. Para makhluk halus yang mendengar suara gemuruh disekitarnya dan banyak orang yang sudah mulai bekerja, mengira hari sudah pagi dan dengan segera mereka kembali ketempat tinggal masing-masing, karena takut ketahuan oleh manusia. Dengan demikian satu arca tidak dapat dibuatnya.

Bandung Bandawasa melihat kejadian yang demikian menjadi cemas dan mengetahui bahwa semua itu adalah tipu muslihat dari Rara Jonggrang. Dengan sangat marah, karena keinginannya tidak dapat terlaksana akibat perbuatan Rara Jonggrang sendiri, Bandung Bandawasa marah dan mengutuk putri Rara Jonggrang menjadi pelengkap arca yang keseribu. Arca tersebut dipercayai sebagai arca Durgamahisasuramardhini yang berada di bilik utara Candi Siwa. Terhadap para pemudi Prambanan yang membantu Rara Jonggrang, Bandung Bandawasa mengutuknya dengan penyataan bahwa semua pemudi Prambanan baru akan kawin kalau umurnya sudah lanjut. Yang jelas Durgamahisasuramardhini adalah istri Dewa Siwa.

4.       SEJARAH CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti ini mulai menarik perhatian setelah J.G. De Casparis berhasil menguraikan dan membahasnya.
Menurut Casparis ada 3 hal penting dalam prasati tersebut, yaitu:
1.      Bahasanya merupakan contoh tertua prasasti yang berangka tahun yang ditulis dalam puisi Jawa kuna;
2.      Isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting dari pertengahan abas ke IX M;
3.      Didalamnya terdapat uraian yang rinci tentang suatu “gugusan candi“, sesuatu yang unik dalam epigrafi Jawa kuna.
Dari uraian diatas yang menarik adalah peristiwa sejarah dan uraian tentang pembangunan gugusan candi. Peristiwa sejarah yang dimaksud adalah peperangan antara Balaputeradewa dari keluarga Sailendra melawan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke Sumatera. Konsolidasi keluarga raja Rakai Pikatan itu kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan candi besar.

Gambaran tentang gugusan candi seperti yang disebut dalam prasasti Siwargrarha dapat dibandingkan dengan kompleks candi Prambanan, gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling dan dikelilingi oleh deretan candi perwara yang disusun bersap hanya terdapat pada candi Prambanan. Disebutkan pula candi Perwara sama dalam bentuk dan ukuran.

Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan. Keterangan mengenai gugusan candi yang terletak didekat sungai mengingatkan pada gugusan candi Prambanan dengan sungai Opak di sebelah baratnya dan jika dari jarak antara sungai Opak dan gugusan candi Prambanan dan adanya pembelokan aliran sungai kemungkinan pembelokan tersebut terjadi diantara desa Klurak dan Bogem.

Dengan demikian, tampaknya uraian yang terdapat dalam prasasti Siwargrarha tentang gugusan candi tersebut lebih cocok dengan keadaan candi Prambanan.Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah Prambanan, kondisi ini semakin parah dengan terjadinya gempa bumi dan beberapa kali meletusnya Gunung Merapi yang menjadikan candi Prambanan runtuh dan meninggalkan puing-puing batu yang berserakan.

Candi Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu.

Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno.Pemugaran candi di wilayah Prambanan terus dilaksanakan, diantaranya yaitu pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu. Pemugaran candi Brahma dimulai pada tahun 1977 dan telah selesai dan diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio tanggal 23 Maret 1987.

Candi wisnu mulai dipugar pada tahun 1982 selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut.

5.      SITUS-SITUS
Untuk memisahkan nama candi Prambanan, penulis menamakan seluruh kumpulan candi yang terdapat di Prambanan menggunakan nama Candi Prambanan, sedangkan untuk candi Siwa yaitu candi terbesar dalam komplek candi Prambanan menggunakan nama candi Rara Jonggrang. Nama Rara Jonggrang, nama yang diberikan oleh penduduk disekitar candi terhadap candi Siwa tersebut. Tujuan pemberian nama ini penulis menganggap perlu supaya tidak terjadi kesimpang-siuran dalam penyebutan nama.

Candi Prambanan berbeda dengan candi-candi lainnya yaitu candi Prambanan merupakan candi Siwa (Hindu) sedangkan candi-candi lain disekitarnya merupakan candi Budha. Candi Prambanan merupakan tempat upacara agama yang digunakan untuk menghormati Dewa Trimurti : Brahma, Siwa,Wisnu.

6.      DESKRIPSI BANGUNAN
Candi Prambanan terdiri atas tiga latar yaitu: latar bawah, latar tengah dan latar pusat. Latar-latar tersebut makin kearah dalam makin tinggi letaknya. Latar bawah, tengah dan pusat masing-masing mempunyai empat pintu gerbang. Pada latar pusat dan tengah pintu gerbang terletak tepat ditengah-tengah tembok masing-masing, sedangkan pada latar bawah pintu gerbangnya tidak terletak ditengah-tengah, tapi dihadapkan sejurus dengan masing-masing pintu gerbang dari latar atas dan tengah.

Latar tengah terletak didalam latar bawah, dengan letaknya yang lebih tinggi dari latar bawah. Menurut sejarahnya latar tengah dikelilingi tembok batu tetapi tembok tersebut tidak sejajar dengan tembok latar bawah. Latar tengah berbentuk segi empat dan mempunyai luas 222 meter persegi. Pada latar tengah merupakan empat dataran yang meningkat keatas. Pada latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Candi-candi Perwara apabila seluruhnya selesai dipugar maka akan terdapat 224 buah candi Perwara, tetapi saat ini candi-candi Perwara yang telah dipugar baru beberapa sedangkan lainnya masih tinggal reruntuhan. Candi perwara tersebut terbagi dalam empat tingkatan. Tingkatan pertama terdapat 68 buah candi Perwara. Pada tingkatan kedua dari bawah terdapat 60 buah. Tingkatan ketiga terdapat 52 buah sedangkan pada tingkatan keempat atau paling atas terdapat 44 buah candi Perwara. Candi-candi Perwara tersebut mempunyai ukuran yang semuanya sama, masing-masing yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter.

Latar pusat terletak didalam latar tengah dengan letak yang lebih tinggi dari pada latar tengah. Latar pusat mempunyai bentuk persegi empat dan dikelilingi tembok yang sejajar dengan latar tengah. Latar pusat mempunyai luas 110 meter persegi. Pada saat ini latar atas sudah dibangun.

Di dalam latar pusat ini terdapat 16 buah candi besar dan candi kecil. Candi-candi utama terdiri atas dua deret yang saling berhadapan. Deret timur terdiri dari candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Deretan candi ini kesemuanya menghadap ke arah barat. Candi Nandi yang berada ditengah mempunyai luas dasar 15 meter persegi dan tinggi 25 meter. Sedangkan candi Angsa dan Garuda mempunyai luas dasar 13 meter persegi dan tinggi 22 meter. Sedangkan deret barat yaitu candi Siwa (Rara Jonggrang), candi Wisnu dan candi Brahma.

Deretan candi ini semuanya menghadap ketimur dan semuanya lebih besar daripada candi-candi dalam deretan timut. Candi yang berada ditengah yaitu candi Rara Jonggrang merupakan candi tertinggi dengan luas dasar 34 meter persegi dan mempunyai ketinggian 47 meter. Sadangkan candi yang berada disampingnya mempunyai luas dasar 20 meter persegi dan ketinggian 23 meter. Pada ujung lorong yang memisahkan kedua deret candi utama tersebut terdapat sepasang candi Apit. Candi Apit terletak disebelah utara dan sebelah selatan candi-candi utama. Candi apit mempunyai luas dasar enam meter persegi dan ketinggian 16 meter. Dalam latar pusat selain delapan candi tersebut masih ada delapan candi lainnya yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Empat candi diantaranya merupakan candi Kelir dan empat candi lainya merupakan candi Sudut. Candi Kelir terdapat pada empat tempat setelah tangga menuju latar pusat, sedangkan candi Sudut terletak pada tiap-tiap sudut latar pusat. Candi kelir dan candi sudut mempunyai luas dasar 1,55 meter persegi dan ketinggian 4,10 meter. Secara keseluruhan komplek candi Prambanan ini terdiri atas 240 buah candi..
7.      MACAM – MACAM CANDI DISEKITAR KOMPLEKS PRAMBANAN
             I.      Candi Syiwa
Pada saat ditemukan, Candi Syiwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Syiwa. Candi Syiwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m.  Candi Syiwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan tinggi 47 m.

Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung.

Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung.

Di puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.

Di permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian.  Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama.

Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.

Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.

Pintu masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama  yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Syiwa karena di tengah ruangan terdapat Arca Syiwa Mahadewa, yaitu Syiwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak (landasan) setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang dipuja sebagai Syiwa.

Tidak terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas. Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.

Dalam ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang.

Dalam ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot. Syiwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Syiwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan.

          II.      Candi Wisnu
Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka.

Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.

Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.

       III.      Candi Brahma
Candi Brahma letaknya di sebelah selatan Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.

Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat kelanjutan cerita Ramayana di dinding dalam langkan Candi Syiwa. Penggalan cerita Ramayana di Candi Brahma ini mengisahkan peperangan Rama dibantu adiknya, Laksmana, dan bala tentara kera melawan Rahwana sampai pada Sinta pergi mengembara ke hutan setelah diusir oleh Rama yang meragukan kesuciannya. Sinta melahirkan putranya di hutan di bawah lindungan seorang pertapa.

Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, menghadap ke luar, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Brahma sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.

Candi Brahma juga hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Brahma dalam posisi berdiri di atas umpak berbentuk yoni. Brahma digambarkan sebagai dewa yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke arah yang berbeda, dan dua pasang tangan. Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya sangat indah, tetapi sekarang sudah rusak. Dinding ruang Brahma polos tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang menonjol yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.


        IV.      Candi Wahana
1.            Candi Nandi. Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat, yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 m. Seperti yang terdapat di Candi Syiwa, pada dinding kaki terdapat dua motif pahatan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama merupakan gambar singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang binatang yang berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon bertengger dua ekor burung. Gambar-gambar semacam ini terdapat juga pada candi wahana lainnya.
Candi Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi, kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat. Dalam ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa matahari) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dinding ruangan tidak dihias dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.

2.            Candi Garuda.  Candi ini letaknya di utara Candi Nandi, berhadapan dengan Candi Wisnu. Garuda merupakan burung tunggangan Wisnu. Bentuk dan hiasan pada kaki dan tangga Candi Garuda serupa dengan yang terdapat di Candi Nandi. Walaupun dinamakan candi Garuda, namun tidak terdapat arca garuda di ruangan dalam tubuh candi. Di lantai ruangan terdapat Arca Syiwa dalam ukuran yang lebih kecil daripada yang terdapat di Candi Syiwa. Arca ini diketemukan tertanam di bawah candi, dan sesungguhnya tempatnya bukan di dalam ruangan tersebut. Angsa merupakan burung tunggangan Brahma. Ukuran, bentuk dan hiasan pada kaki dan tangga Candi Angsa serupa dengan yang terdapat di Candi Garuda. Ruangan di dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Dinding ruangan juga tidak dihias, hanya terdapat batu yang menonjol pada dinding di setiap sisi ruangan yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.

           V.      Candi Apit
Candi Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya, masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua barisan candi besar. Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2 dengan ketinggian 16 m.  tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya ruangan dalam tubuhnya. Hanya ada hal yang istimewa tentang candi ini, ialah ketika candi ini sudah selesai di bangun kembali, kelihatan sangat indah.

        VI.      Candi Penjaga
Selain keenam candi besar dan dua candi apit yang telah diuraikan di atas, di pelataran atas masih terdapat delapan candi berukuran sangat kecil, yaitu dengan denah dasar sekitar 1,25 m2. Empat di antaranya terletak di masing-masing sudut latar, sedangkan empat lainnya ditempatkan di dekat gerbang masuk ke pelataran atas.
Wajah Prambanan sekarang telah terlihat cantik. Di depan komplek candi, dibangun panggung pentas sendratari Ramayana dan Taman Wisata Prambanan yang dapat mempercantik wajah komplek Prambanan.



BAB III
PENUTUP

I.       KESIMPULAN
Dari uraian sejarah candi prambanan dan candi sekitarnya kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Latar Belakang Candi Prambanan Dan Sekitarnya

2.      Lokasi
Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten.

3.      Macam Macam Macam Candi Prambanan
a.       Candi Syiwa
b.      Candi Wisnu
c.       Candi Brahma
d.      Candi Wahana
e.       Candi Apit
f.        Candi Penjaga

II.     SARAN
Berkenan dengan sejarah candi prambanan yang sekarang sudah dijadikan sebagai tempat wisata, kami mengajukan saran demi meningkatkan kualitas tempat wisata tersebut tersebut sebagai berikut :
1.      Pada tempat ibadah di sekitar candi seperti musholah sebaiknya di perbesar lagi agar lebih nyaman dalam beribadah.
2.      Sebenarnya penataan tempat permainan dan kebersihannya sudah bagus namun lebih baik hendaknya di tingkatkan lagi kualitasnya.
 Akhirnya penyusunan karya tulis inipun selesailah sudah namun kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kesalahan atau kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca demi lebih baiknya karya tulis ini.
Kami juga berdoa semoga allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita. AMIN.





------------*------------
DAFTAR PUSTAKA

Tim.2011. Kompleks Percandian Prambanan Dan Candi Sekitarnya.
Yogyakarta : PT, Taman Wisata Candi
Sukwiati. 2009. Candi Prambanan.Jakarta : Yudhistira
Slamet. 2009. Macam – Macam Candi Prambanan. Bandung : Erlangga

Categories:

Leave a Reply